EKONOM2AN

Celoteh sederhana Ekonom lugu

Friday, March 14, 2008

Penting Nggak Penting : "Trend mencari UANG MUNDUR, membuat risih proses Lelang"

Begitu mendengar kata LELANG yang harusnya terbersit di benak kita adalah sebuah proses penjualan dimana harga yang terbentuk adalah berasal dari persaingan para penawar yang paling kompetitif. Namun tidak selalu begitu, seperti yang sering terjadi dalam proses lelang di KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang) Departemen Keuangan. Sebagai pemegang "otoritas" utama dalam hal lelang terutama menyangkut asset2 negara, instansi ini telah berusaha memaksimalkan proses lelang agar berlangsung kompetitif dan menciptakan harga yang paling pantas. Namun usaha mereka selalu saja ada "klilip"nya.
Yach namanya juga peserta lelang juga sebagian besar "pebisnis" yang selalu saja mementingkan keuntungan, selalu saja mencari celah keuntungan yang bisa ia dapatkan meskipun dengan cara-cara yang tidak keren bahkan bisa dibilang malu2in. Kalau tujuan mereke ikut lelang adalah untuk mendapatkan barang/obyek lelang dengan harga yang lebih murah dari pasaran dan akan dijual kembali sih bisa dianggap wajar.
Namun yang sudah menjadi rahasia umum sih, banyak di antara mereka yang mengikuti lelang hanya dengan tujuan mendapat rejeki dari "uang mundur". Apa sih uang mundur? Gampangnya sih uang mundur itu uang yang ia dapat karena ia mundur dalam lelang, maksudnya tidak menawar/menawar rendah/mengalah. Darimana ia dapat uang itu? dari peserta lain yang serius untuk mendapatkan barang itu namun karena mereka kuatir dengan adanya "pesaing" tersebut harga barang menjadi tinggi, "mau nggak mau" mereka menerima tawaran negosiasi dari para "pemburu uang mundur" itu.
So, ini tentu saja menjadi masalah laten dalam proses lelang. Gimana nggak, banyak kerugian yang ditimbulkan dengan munculnya mereka2 ini :

- Harga jadi tidak kompetitif karena yang serius menawar hanya segelintir orang.
- Investor yang serius ingin membeli jadi berpikir dua kali untuk ikut lelang karena harus berhitung dulu dana yang harus mereka keluarkan untuk "badut2" lelang itu. Bahkan mungkin menunda untuk ikut lelang itu. Jadinya ya obyek lelang nggak bakal terbeli jika peserta lelangnya hanya "para pemburu" itu.
- Kehadiran mereka sering membuat mood petugas di KPKNL turun. Betapa tidak? bosan nglihat mereka2 yang sering wara-wiri ikut lelang, tapi nggak pernah beli. Kadang2 mereka berisik di kantor, sok akrab, songong (apalagi orang2 Madura (maaf) yang berjibun saat ada lelang besi tua), sok kaya, minta dilayani cepat, dll (pembeli/peserta lelang yang beneran sih, malah biasanya sopan, teratur dan nurut sama petugas).

Kehadiran mereka memang tidak bisa disalahkan, karena secara hukum mereka sah sebagai peserta lelang. Tapi perlu dipikirkan ketentuan dan tata cara lelang yang bisa digunakan untuk mencegah/menghambat datangnya orang2 ini.

Suasana saat proses lelang di sebuah KPKNL (doc:ko-med)









Thursday, March 13, 2008

LELANG ASET PT.TAPAK TIARA SEPI PEMBELI

Asset PT.Tapak Tiara berdasarkan Putusan PHI (Pengadilan Hubungan Industrial) seharusnya tanggal 01 N0vember 2007 dijadwalkan Lelang melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang (KPKNL) Bekasi. Namun Lelang terpaksa ditunda karena tidak adanya Investor yang berminat.
Asset/Mesin2 PT.Tapak Tiara (Pabrik sepatu) yang berlokasi di Cikarang ini direncanakan akan dilelang dengan harga limit 23 Milyar dengan uang jaminan untuk mengikuti Lelang sebesar 5 Milyar.
Belum diketahui secara pasti apa yang membuat asset ini sepi pembeli, mungkin masalah harga, kasus didalamnya, atau mungkin karena banyaknya investor yang belum tahu adanya Lelang ini.