EKONOM2AN

Celoteh sederhana Ekonom lugu

Tuesday, May 6, 2008

CADANGAN DEVISA! "Jangan kau sembunyi!"

Menteri Keuangan kita, Ibu Sri Mulyani Indrawati pernah mengatakan bahwa kondisi perekonomian kita tahun ini mirip seperti kondisi ekonomi kita saat krisis. Nilai rupiah meningkat cukup tajam, arus modal masuk begitu besar namun sektor riil jalan di tempat.
Yang sedikit beda hanya cadangan devisa kita saat ini cukup besar (jumlahnya gak tahu persis) yang katanya paling besar dalam sejarah republik ini. Namun perlu diingat bahwa komponen-komponen yang menjadikan cadangan devisa kita besar adalah rata-rata berupa arus modal dalam portofolio jangka pendek yang setiap saat bisa "minggat". Dalam pikiran sederhana rakyat jelata adalah mengapa saat ini kita punya "duit" banyak tapi rakyat miskin juga makin banyak, pengangguran membengkak yang berimbas pada tingkat kriminalitas yang tinggi, tingkat bunuh diri yang tinggi juga. Sepertinya sih, karena cadangan devisa kita tidak di manfaatkan untuk menggerakkan sektor riil semisal pertanian ataupun manufaktur. Menurut informasi di TV dan di koran-koran bahkan hampir sebagian besar pemerintah daerah di Indonesia hanya menyimpan "pundi-pundi" dari PAD-nya dalam SBI (Sertifikat Bank Indonesia) bukannya dimanfaatkan untuk lebih menggerakkan perekonomian rakyatnya....hmmph....amatir banget.
Perbankan di Indonesia saja yang sangat berperan dalam menggerakkan gerobak perekonomian di Negara ini pun banyak yang melakukan hal yang sama, menyimpan sebagian besar dananya di Bank Indonesia. Penakut banget kan? Salurin dong tuh kredit dengan benar.....
Dan "anak tiri" pembangunan yaitu UKM (Usaha Kecil Mandiri) yang selama ini tetap bisa berdiri meski ngos2an ketika krisis ekonomi datang pun kayaknya belum mendapat "tempat yang layak" di kalangan perbankan. Pelaku UKM yang "lugu" ini masih kesulitan mendapatkan kucuran modal segar dari perbankan. Kredit kecil saja susahnya minta ampun. Harus memenuhi syarat ini itu, jaminan ada pun mereka masih kesannya dipersulit. Sedangkan para pengusaha kakap selama ini lebih sering dimanjakan, kredit yang empuk dia dapat dengan mudahnya, sering dengan jaminan tanah di puncak gunung yang untuk melihatnya saja harus naik ojeg, dana ratusan juta bahkan milyaran pun bisa mereka dapat. Kenapa ini?....jadi negatif thinking nih.
Kayaknya perbankan saat ini perlu langkah baru deh....Salurkan tuh kredit ke para petani, pengusaha kecil, industri rumah tangga yang bakalan memeriahkan dan bakalan tancap gas perekonomian kita. Prinsip kehati-hatian memang perlu tapi terlalu penakut dan tidak berpihak kepada usaha kecil juga amatiran namanya. Percaya deh, rakyat kecil lebih bertanggung jawab terhadap hutangnya daripada "rakyat besar" yang biasa "ngemplang" terus kabur ke luar negeri. Lumayan salut buat BRI (Bank Rakyat Indonesia) yang sepertinya "lebih akrab" dengan petani dan pengusaha kecil.
Bravo Indonesia, ayo Pak SBY (kusir kereta ekonomi) kita! Pecut terus "kuda" nya biar larinya kuenceng!

No comments: